![]() |
Adi Taroepratjeka mempraktekkan cara meracik kopi |
Kopi adalah bahan baku minuman istimewa yang sedang ngetrend saat ini.
Cafe dan warung kopi tumbuh bak jamur dimusim hujan. Para pelanggan dan
peminat minuman berkafein itu terus bertambah dari hari ke hari seiring
tumbuhnya sejumlah cafe. Para barista atau peracik kopi, kini menjadi
sebuah profesi yang disegani.
Sungguh besar keinginan para barista pemula untuk belajar meracik kopi
dari barista top, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
negeri. Mengikuti coffee course di pusat pelatihan barista tentu
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mengundang barista top berkunjung
ke daerah, belum tentu mereka bersedia hadir.
Tersebutlah Win Ruhdi, seorang petani Aceh Tengah yang mulai melangkah
maju menjadi seorang barista dan coffee roaster. Dia yang sudah pernah
mengikuti coffee course awal 2011 lalu merasa masih memiliki banyak
kekurangan dalam meracik aneka minuman berbahan baku kopi. Sebagai
barista pemula, dia sangat berkeinginan untuk menambah pengetahuan
dibidang racik meracik kopi.
Kepada saya di coffee corner-nya, Win Ruhdi selalu mengungkapkan
keinginannya untuk melanjutkan kursus barista. Saya hanya bisa
memberinya semangat, dengan harapan jika sudah terkumpul dana yang
cukup, tentu cita-citanya bisa diwujudkan. Ketika sedang mendiskusikan
hal itu, hari Jumat beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba masuk lima orang
pria dan satu wanita ke coffee corner milik Win Ruhdi.
Salah seorang pria yang berkulit putih bersih, dengan kumis yang menyatu
dengan jenggot melirik mesin espresso kecil milik Win Ruhdi. Dia
memperkenalkan diri sebagai Adi Taroepratjeka dari Kompas TV. Dia minta
izin untuk melihat mesin espresso itu, serta mencoba membuat sendiri
secangkir espresso.
Kami yang sedang menikmati secangkir espresso terkagum-kagum melihat Adi
Taroepratjeka mengoperasionalkan mesin espresso itu. Kedua tangannya
sangat terampil mengisi bubuk kopi dalam wadah pembuat espresso. Cara
memegang dan mengelap cangkir terlihat sangat terlatih, benar-benar
seperti seorang barista profesional. Tidak terdapat kesan canggung
sedikitpun.
Semua terheran-heran, siapa gerangan pria bernama Adi Taroepratjeka itu?
Saya mencoba menikmati secangkir espresso hasil racikannya, wow…sungguh
berbeda rasa dan aromanya dibanding buatan Win Ruhdi. Saya bertanya,
apa sebenarnya pekerjaan yang bersangkutan.
Adi Taroepratjeka
menyebutkan bahwa dia adalah pemandu acara Coffee Story di Kompas TV.
Saya baru ingat, dia itu salah seorang barista yang mengantongi lisensi
coffee tester internasional.
Bangganya bukan main karena bisa menikmati secangkir espresso hasil
racikan seorang pemandu acara pada Kompas TV. Saya menanyakan, kenapa
rasa espresso hasil racikannya lebih “nendang” dibandingkan yang diracik
Win Ruhdi. Menurut Adi Taroepratjeka, selama ini Win Ruhdi menyetel
mesin grinder (penggiling coffee roasted) pada level 3 sehingga bubuknya
terlalu kasar.
Seharusnya saat menggrinder kopi, disetel pada level 1 sehingga bubuknya
lebih halus sedikit. Memang, bubuk yang lebih halus menyebabkan cairan
kopi sedikit lambat turunnya, tetapi semua intisari kopi keluar.
“Coba
lihat, cairan espresso ini lebih kental dan aromanya sangat menonjol dan
lama-lama rasa gula kopi terasa dilidah kita,” kata Adi Taroepratjeka.
Benar sekali, espresso pahit yang tidak saya bubuhi gula, kok pada
akhirnya terasa manis setelah dua kali hirup. Supaya lebih encer, Adi
Taroepratjeka membubuhkan air panas dalam cangkir, kemudian dituangnya
setengah gelas kecil espresso. Sekali lagi saya coba menghirup espresso
yang sudah dicampur air panas itu, ternyata rasa espressonya tetap
menonjol dan tidak berubah. Pengetahuan yang sangat berharga, kata saya
kepada Win Ruhdi.
Hari itu, Win Ruhdi yang berniat memperdalam ilmunya dibidang racik
meracik kopi, akhirnya mendapat dua pengetahuan berharga tentang meracik
espresso dari Adi Taroepratjeka. Sejak itu, rasa kopi racikan Win Ruhdi
yang menggunakan teknik ala Adi Taroepratjeka menghasilkan secangkir
espresso yang “nendang” dan kaya aroma khas kopi arabika gayo.
Kini, pelanggan coffee corner Win Ruhdi terus bertambah dari hari ke
hari. Dia juga telah mengembangkan menunya dengan berbagai varian kopi
plus susu, seperti cappucino, cafelate, kopi plus es krim, disamping
black coffe dan americano.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar