![]() |
Di pabrik Wirawan Tjahjadi (baju biru) |
Kopi arabika gayo adalah satu dari sekian banyak kopi arabika terbaik, one of the best coffee.
Taste-nya terenak, lebih-lebih kopi luwaknya menghasilkan karakter spesifik
berupa aroma buah-buahan.
Demikian disampaikan Wirawan Tjahjadi, owner
Kopi Bali House dan PT Putra Bhineka Perkasa, Rabu (27/7/2011) di pabriknya
Jalan Pulau Moyo Denpasar.
Generasi ke-3 dari pemilik merek “kupu-kupu bola dunia” itu mengakui
bahwa kopi gayo sangat hebat, masalahnya banyak yang belum pernah
mencoba.
Kepada Tim Kunjungan Lapangan asal Kabupaten Aceh Tengah dan
Bener Meriah yang dipimpin oleh Project Manajer IOM-SEGA Konrad Clos,
Wirawan menyatakan bahwa kopi arabika gayo diblending dengan kopi
arabika lainnya sehingga rasanya lebih “nendang.”
Pabrik yang meroasting dan mempackaging kopi bali itu menghasilkan kopi
robusta roasted sebanyak 60 ton per bulan, sedangkan kopi arabika hanya 6
ton. Kopi arabika diperuntukkan bagi cafe yang ada di Bali.
Menurutnya,
sebagian besar cafe dan hotel yang terdapat di Bali, bahan baku kopi
dan coffee makernya dipasok perusahaannya
“Dari 6 ton itu, kopi arabika
yang berasal dari Sumatera hanya 2 ton, dan ada kopi luwak yang berasal
dari gayo” imbuh lelaki yang rambutnya dikuncir itu.
Sementara di tempat yang sama, Ketua Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo
(MPKG), Drs. Mustafa Ali yang tergabung dalam Tim IOM-SEGA itu berjanji
akan mengirim sampel kopi ke pabrik PT Putra Bhineka Perkasa untuk
persiapan kerjasama.
“Tolong dicantumkan nama kopi arabika gayo dalam
packing kopi produk bhineka bila salah satu jenis yang diblending
berasal dari kopi arabika gayo,” himbau mantan anggota DPRK Aceh Tengah
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar