![]() |
Mie Aceh dan kopi Gayo |
Menceritakan Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, sebuah kota kecil yang
terletak di tengah-tengah Provinsi Aceh tidak pernah kehabisan bahan.
Kota wisata ini penuh dengan sensasi dan keunikan. Bagi mereka yang
bermukim di kota itu, barangkali tidak melihat sisi istimewanya,
sebaliknya bagi mereka yang baru pertama berkunjung ke sana akan
berdecak kagum menyaksikan keindahan alamnya.
Sensasi yang membawa nama Takengon melejit ke seantero dunia adalah
“kopi arabika Gayo” yang oleh Wirawan Tjahjadi owner PT Butterfly Coffee
Bali menyebutnya dengan “one of the best coffee.” Cafe top seperti
Starbucks juga menggunakan bahan baku kopi arabika Gayo, maka lengkaplah
sensasi tentang Gayo dan Takengon.
Cafe kecil yang menyediakan berbagai
menu dengan bahan dasar kopi arabika, juga mulai tumbuh si sepanjang
jalan menuju Takengon. Belum lagi jika bercerita tentang Danau Laut
Tawar (luasnya 5.742 Ha) yang berair jernih dengan sejumlah biota air
tawar yang sangat gurih hidup di danau itu.
Di danau yang berada pada ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut,
menjadi sumber mata pencaharian utama penduduk yang bermukim di
sekitarnya. Ikan utama yang terdapat di danau itu bernama “depik”
(rasbora tawarensis), ikan mas, nila, mujahir, gabus, lele, dan ikan air
tawar lainnya.
Populasi ikan air tawar di danau kebanggan masyarakat
Gayo itu mulai menurun, namun budidaya ikan melalui jaring apung mampu
mengurangi tekanan terhadap populasi ikan yang hidup bebas di Danau Laut
Tawar.
Budidaya ikan melalui jaring apung memberi lapangan kerja baru kepada
banyak orang, baik kepada pengelola jaring apung itu sendiri, maupun
kepada masyarakat yang mulai membuka usaha ikan panggang menggunakan
bumbu 12 jenis. Mereka menyebutnya ikan panggang “awas (bumbu)” 12.
Rasanya unik, dan aroma rempah-rempahnya sangat menyengat. Pantas untuk
dicoba.
Ikan panggang ini makin istimewa manakala bumbu coleknya adalah sambal
terong belanda ditambah dengan kecap bawang. Bisa-bisa kita tidak bisa
hentikan selera menikmati ikan bakar Teluk One-one (sekitar 3 Km dari
kota Takengon). Sayur yang menemani ikan panggang ini adalah daun labu
siam rebus yang masih segar. Harga ikan panggang ini relatif murah,
seekor diberi harga Rp.15.000 sampai Rp.20.000, tergantung besar atau
kecilnya ikan tersebut.
Kini, sensasi rasa dan aroma ikan bakar dari Danau Laut Tawar sudah
tersebar luas. Bahkan beberapa turis asing dan dalam negeri yang
berkunjung ke Takengon mengkhususkan diri untuk menikmati ikan bakar
Teluk One-one yang kaya bumbu itu. Beberapa wisatawan luar daerah, malah
memesan khusus ikan bakar Teluk One-one melalui mobil travel L-300.
Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin, Minggu (3/12/2011) saat membuka acara didong
di Teluk One-one menyatakan bahwa ikan bakar Teluk One-one telah menjadi
daya tarik wisata ke Danau Laut Tawar. Semua orang sudah tahu jika
disini ada ikan bakar enak. Kalau mungkin, sediakan juga sebuah toko
yang menjual souvenir khas daerah, termasuk kopi Gayo.
“Selesai makan ikan bakar, mereka
akan membeli sovenir sebagai oleh-oleh,” saran Nasaruddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar