Minggu, 14 Desember 2014

Kuliner Ikan Bakar dan Kopi Gayo

Mie Aceh dan kopi Gayo
Menceritakan Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, sebuah kota kecil yang terletak di tengah-tengah Provinsi Aceh tidak pernah kehabisan bahan. Kota wisata ini penuh dengan sensasi dan keunikan. Bagi mereka yang bermukim di kota itu, barangkali tidak melihat sisi istimewanya, sebaliknya bagi mereka yang baru pertama berkunjung ke sana akan berdecak kagum menyaksikan keindahan alamnya.

Sensasi yang membawa nama Takengon melejit ke seantero dunia adalah “kopi arabika Gayo” yang oleh Wirawan Tjahjadi owner PT Butterfly Coffee Bali menyebutnya dengan “one of the best coffee.” Cafe top seperti Starbucks juga menggunakan bahan baku kopi arabika Gayo, maka lengkaplah sensasi tentang Gayo dan Takengon. 

Cafe kecil yang menyediakan berbagai menu dengan bahan dasar kopi arabika, juga mulai tumbuh si sepanjang jalan menuju Takengon. Belum lagi jika bercerita tentang Danau Laut Tawar (luasnya 5.742 Ha) yang berair jernih dengan sejumlah biota air tawar yang sangat gurih hidup di danau itu.

Di danau yang berada pada ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut, menjadi sumber mata pencaharian utama penduduk yang bermukim di sekitarnya. Ikan utama yang terdapat di danau itu bernama “depik” (rasbora tawarensis), ikan mas, nila, mujahir, gabus, lele, dan ikan air tawar lainnya. 

Populasi ikan air tawar di danau kebanggan masyarakat Gayo itu mulai menurun, namun budidaya ikan melalui jaring apung mampu mengurangi tekanan terhadap populasi ikan yang hidup bebas di Danau Laut Tawar.

Budidaya ikan melalui jaring apung memberi lapangan kerja baru kepada banyak orang, baik kepada pengelola jaring apung itu sendiri, maupun kepada masyarakat yang mulai membuka usaha ikan panggang menggunakan bumbu 12 jenis. Mereka menyebutnya ikan panggang “awas (bumbu)” 12. Rasanya unik, dan aroma rempah-rempahnya sangat menyengat. Pantas untuk dicoba.

Ikan panggang ini makin istimewa manakala bumbu coleknya adalah sambal terong belanda ditambah dengan kecap bawang. Bisa-bisa kita tidak bisa hentikan selera menikmati ikan bakar Teluk One-one (sekitar 3 Km dari kota Takengon). Sayur yang menemani ikan panggang ini adalah daun labu siam rebus yang masih segar. Harga ikan panggang ini relatif murah, seekor diberi harga Rp.15.000 sampai Rp.20.000, tergantung besar atau kecilnya ikan tersebut.

Kini, sensasi rasa dan aroma ikan bakar dari Danau Laut Tawar sudah tersebar luas. Bahkan beberapa turis asing dan dalam negeri yang berkunjung ke Takengon mengkhususkan diri untuk menikmati ikan bakar Teluk One-one yang kaya bumbu itu. Beberapa wisatawan luar daerah, malah memesan khusus ikan bakar Teluk One-one melalui mobil travel L-300.

Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin, Minggu (3/12/2011) saat membuka acara didong di Teluk One-one menyatakan bahwa ikan bakar Teluk One-one telah menjadi daya tarik wisata ke Danau Laut Tawar. Semua orang sudah tahu jika disini ada ikan bakar enak. Kalau mungkin, sediakan juga sebuah toko yang menjual souvenir khas daerah, termasuk kopi Gayo. 

“Selesai makan ikan bakar, mereka akan membeli sovenir sebagai oleh-oleh,” saran Nasaruddin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar