![]() |
Penampilan Ipak dan Dika di ISPO Ke-4 (Foto: Darmawan) |
Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Mungkin pribahasa itu yang cocok
diberikan kepada dua orang siswa SMAN 1 Takengon Aceh Tengah, Dika
Ramadhanu dan Ipak Putri Iwanisa yang dibimbing oleh Ibu Helida Fitri
S.Pd. Mereka berhasil meraih Honorable Mention (medali perunggu) dalam
Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) ke-4 Tahun 2012 di Jakarta,
21 Februari 2012 lalu.
Hal ini membuktikan bahwa walaupun mereka sekolah di sebuah SMA “ndeso”
tetapi karena ada kemauan, maka mereka berhasil “berbicara” di level
nasional. Mereka, anak-anak desa dari kota kecil Takengon akhirnya
mampu meraih peringkat terhormat tingkat nasional untuk sebuah hasil
penelitiannya terhadap pembuatan gula cair dari limbah buah kopi.
Penelitian yang mereka lakukan diberi judul “Pemanfaatan Daging Buah
Kopi Sebagai Alternatif Pengganti Gula Pasir Untuk Mengurangi Resiko
Terkena Diabetes.” Menurut penuturan Darmawan Masri, salah seorang guru
pembimbingnya, penelitian mereka terinspirasi dari kegemaran luwak
memakan kulit merah buah kopi, kemudian mengeluarkan bijinya sebagai
kotoran.
Kedua siswa itu mencoba mencicipi buah kopi yang berwarna merah dengan
lidah. Hasilnya, bagian dalam dari buah kopi (disebut daging buah kopi
terletak dibawah kulit ari) terasa manis. Dari hasil mencicipi buah kopi
itu, sampailah mereka pada kesimpulan bahwa kadar gula yang terkandung
dalam buah kopi sangat signifikan. Kemudian mereka berpikir, bagaimana
mengolah limbah buah kopi yang selama ini dibuang untuk dijadikan cairan
gula.
Dari hasil pengamatan Darmawan Masri disebutkan bahwa kedua siswa itu
memasak air cucian daging buah kopi. Waktu yang dibutuhkan untuk memasak
air cucian buah kopi itu mencapai 3 jam. Setelah itu, terpisahlah
antara air dengan gula.
“Makin lama air itu diendapkan maka rasanya
makin manis,” kata Darmawan yang sudah mencicipi cairan gula kopi.
Dika Ramadhanu, Senin (5/3/2012) mengatakan bahwa dengan
proses memasak air cucian 1 Kg buah kopi akan menghasilkan 150 ml gula
cair. Perolehan gula cair itu telah dilakukan uji lab terhadap kadar
gula buah kopi di laboratorium Universitas Sumatera Utara. Ditemukan
kadar sukrosa dalam gula kopi sebanyak 4,68% sedangkan dalam gula biasa
kadar sukrosanya mencapai 99,8%.
Mereka berencana akan melakukan penelitian lanjutan untuk menjadikan
cairan gula tadi sebagai serbuk gula kopi yang bisa digunakan para
peminum kopi dan masyarakat. Biasanya, para peminum kopi menambahkan
gula pasir atau gula jagung dalam kopi mereka.
“Ke depan, minum kopi
dapat menggunakan gula kopi,” kata Darmawan Masri optimis.
Penemuan gula cair dari daging buah kopi itu sangat membanggakan para
petani kopi di Aceh Tengah. Peluang usaha para petani kembali terbuka
dari limbah kopi. Selama ini, para petani selalu membuang hasil cucian
buah kopi, padahal hasil cucian itu mengandung gula rendah kalori.
Dengan penemuan ini, disamping biji kopinya berharga tinggi, limbahnya
juga bisa dijadikan sumber pendapatan.
Selain Dika Ramadhanu dan Ipak Putri Iwanisa, pihak SMAN 1 Takengon
berhasil mengikutkan dua tim lagi ke tahap final ISPO 2012 di Jakarta.
Tim dibidang komputer diikuti oleh Yudi Agus Pratama dan Ayuni,
sedangkan tim dibidang rekayasa teknologi diikuti oleh Ulpa Herdira dan
Ahmad Faisal. Namun, di ajang ISPO 2012 ini, mereka belum beruntung.
“Tahun depan, persiapannya akan kita maksimalkan lagi,” sebut Darmawan,
guru matematika pada SMAN 1 Takengon itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar